Kamis, 24 Februari 2011

KEUNIKAN TEKNIK KARYA SENI NUSANTARA

Keragaman karya seni kriya di nusantara berdasarkan fungsinya dapat dikelompokkan menjadi dua yakni kriya seni dan kriya terapan. Kriya seni adalah karya kriya yang diciptakan semata-mata sebagai media ekspresi, pemaparan atau pengungkapan pikiran sekaligus perasaan, cita-cita dan keinginan melalui bentuk rupa untuk memberikan kepuasan batiniah atau rohaniah senimannya atau penikmat seni. Jadi tujuan utama penciptaan karya kriya seni adalah untuk kepentingan artistik serta estetik tanpa dikaitkan dengan kepentingan praktis.Sedangkan kriya terapan adalah karya kriya yang dapat digunakan untuk kebutuhan atau kepentingan sehari-hari.

Beberapa teknik dalam karya seni kriya Nusantara adalah sebagai berikut :
1. Teknik Ukir
     Teknik ini adalah membuat benda-benda kerajinan dengan cara mengurangi bahan yang diukir dengan        menggunakan peralatan ukir seperti pahat atau tatah ukir.
2. Teknik Tenun
    Yakni membuat benda-benda kerajinan berupa kain tenun dengan cara menganyam benang secara saling   silang disesuaikan dengan motif hias yang dibuat.
3. Teknik Cor
    Yakni teknik membuat benda dengan cara melebur dulu bahan yang akan dibuat kemudian dicor atau dituang ke dalam cetakan.
4. Teknik Anyam
    Yakni teknik membuat benda-benda kerajinan dengan cara menganyam dengan bahan-bahan seperti pandan, rotan, bambu atau mendong
5. Teknik Batik 
    Yakni teknik memberi hiasan atau motif pada kain dengan cara memberi gambar pada kain dengan malam atau lilin panas menggunakan canting, kemudian diberi warna dengan zat pewarna khusus seperti napthol.



Selasa, 15 Februari 2011

CABANG-CABANG SENI RUPA



SENI RUPA

Pengantar

        Kemampuan  bidang  estetika  dan  budaya  seakan  dikesampingkan pada   kondisi   sistem   pendidikan   nasional   saat   ini,   karena   lebih mengutamakan  pengembangan  kemampuan  dibidang  ilmu  pengetahuan, teknologi, dan matematika. Hal ini kurang mendukung upaya pembentukan kwalitas kepribadian manusia Indonesia yang diharapkan. Peran pendidikan seni  merupakan  salah  satu  kemampuan  dibidang  estetika  yang  dapat mewujudkan manusia seutuhnya.

          Seni  merupakan  salah  satu  pemanfaatan  budi  dan  akal  untuk menghasilkan karya yang dapat menyentuh jiwa spiritual manusia. Karya seni merupakan suatu wujud ekspresi yang bernilai dan dapat dirasakan secara visual maupun audio. Seni terdiri dari musik, tari, rupa, dan   drama/sastra. Seni rupa merupakan ekspresi yang diungkapkan secara visual dan terwujud nyata (rupa).

          
 Bagan 5.1. Cabang-cabang Seni Rupa berdasarkan perkembangan saat ini

Jenis Seni Rupa berdasarkan Fungsinya

Seni rupa modern terbagi atas dua kelompok besar yaitu seni murni dan seni terapan. Seni terapan terdiri dari desain dan kriya. Desain dan Kriya bertujuan untuk mengisi kebutuhan masyarakat akan bidang estetis terapan. Perkembangan  keilmuan  seni  rupa  dalam  beberapa  tahun  terakhir  ini mengalami perluasan ke arah wahana besar yang kita kenal sebagai budaya rupa (visual culture). Lingkup sesungguhnya tidak hanya cabang-cabang seni rupa yang kita kenal saja, seperti lukis, patung, keramik, grafis dan kriya, tapi juga meliputi kegiatan luas dunia desain dan kriya  (kerajinan), multimedia, fotografi. Bahkan muncul pula teori dan ilmu sejarah seni rupa, semantika produk, semiotika visual, kritik seni, metodelogi desain, manajemen desain, sosiologi desain, dan seterusnya.
         Dalam kehidupan seni rupa modern, dari dua kelompok besar seni murni dan seni terapan, terdapat pembagian tiga jenis seni rupa yang telah lazim, yaitu seni murni, desain, dan kriya.


1. Seni Murni

          Seni rupa murni lebih mengkhususkan diri pada proses penciptaan karya  seninya  dilandasi  oleh  tujuan  untuk  memenuhi  kebutuhan  akan kepuasan  batin  senimannya.Seni  murni  diciptakan  berdasarkan  kreativitas dan ekspresi yang sangat pribadi  (lukis, patung, grafis, keramik  ). Namun dalam hal tertentu, karya seni rupa murni itu dapat pula diperjualbelikan atau memiliki fungsi sebagai benda pajangan dalam sebuah ruang.

a. Seni  lukis  salah  satu  jenis  seni  murni  berwujud  dua  dimensi  pada umumnya dibuat di atas kain kanvas berpigura dengan bahan cat minyak, cat akrilik, atau bahan lainnya.

b. Seni patung salah satu jenis seni murni berwujud tiga dimensi. Patung dapat  dibuat  dari  bahan  batu  alam,  atau  bahan-bahan  industri  seperti logam,serat gelas, dan lain-lain.

c  Seni Grafis merupakan seni murni dua dimensi dikerjakan dengan teknik cetak  baik  yang  bersifat  konvensional  maupun  melalui  penggunaan teknologi canggih.
Teknik cetak konvensional antara lain :
 1) Cetak Tinggi ( Relief Print ) : wood cut print, wood engraving print, lino cut print, kolase
      print ;
 2) Cetak Dalam ( Intaglio ) : dry point, etsa, mizotint,sugartint ;
 3) Sablon  ( silk screen  ).
Teknik Cetak dengan teknologi modern, misalnya offset dan digital print.

d. Seni keramik termasuk seni murni tiga dimensi sebagai karya bebas yang tidak terikat pada bentuk fungsional.
 


2.  Desain

          Di  zaman  modern  segala  benda  dan  bangunan  yang  dibutuhkan manusia,  umumnya  merupakan  karya  desain,  baik  dengan  pendekatan estetis, maupun pendekatan fungsional. Istilah desain mengalami perluasan makna, yaitu sebagai kegiatan manusia yang berupaya untuk memecahkan masalah kebutuhan fisik.

Berbeda dengan karya seni murni, desain merupakan suatu aktivitas yang bertitik tolak dari unsur-unsur obyektif dalam mengekspresikan gagasan visualnya. Unsur-unsur obyektif suatu karya desain adalah adanya unsur (teknologi), estetika (gaya visual), prinsip sains (kebutuhan  masyarakat),  produksi (industri),  bahan           (fisika), pasar (sumber  daya  alam), (Sikap,  mentalitas,  aturan,  gaya  hidup),  dan  lingkungan (social). Unsur  objektif  yang  menjadi  pilar  sebuah  karya  desain  dapat  berubah tergantung jenis desain dan pendekatan.

Cabang-cabang desain yang kita kenal antara lain ada di bawah ini :

a. Desain Produk (Industrial Design)

          Desain  produk  adalah  cabang  seni  rupa  yang  berupaya  untuk memecahkan persoalan kebutuhan masyarakat akan peralatan dan benda sehari-hari untuk menunjang kegiatannya, seperti : mebel, alat rumah tangga, alat transportasi, alat tulis, alat makan, alat kedokteran, perhiasan, pakaian, sepatu,  pengatur  waktu,  alat  kebersihan,  cindera  mata,  kerajinan,  mainan anak, bahkan perkakas pertukangan.


b. Desain Grafis/ Desain Komunikasi Visual

          Desain  grafis  adalah  bagian  dari  seni  rupa  yang  berupaya  untuk memecahkan kebutuhan  masyarakat  akan  komunikasi  rupa  yang  dicetak, seperti  poster,  brosur,  undangan,  majalah,  surat  kabar,  logo  perusahan, kemasan,  buku,  dan  bhkan  juga  cerita  bergambar  (komik),  ilustrasi,  dan krikatur,. Desain grafis kemudian mengalami perkembangan sejalan dengan kebutuhan  masyarakat.  Kini  cabang  seni  rupa  ini  dikenal  dengan  nama desain   komunikasi   visual   dengan   penambahan   cakupannya   meliputi multimedia dan fotografi.


c. Desain Arsitektur

          Terdapat  dua  pandangan  yang  berbeda  terhadap  dunia  arsitektur. Yakni,  pandangan  yang  menempatkan  arsitektur  sebagai  bidang  keahlian teknik (keinsinyuran) dan pandangan yang menempatkan arsitektur sebagai bagian dari seni. Secara umum, desain asitektur adalah suatu kegiatan yang berupaya untuk memecahkan akan kebutuhuhan hunian masyarakat yang indah  dan  nyaman.  Seperti  rumah  tinggal,  perkantoran,  sarana  relaksasi, stadion  olah  raga,  rumah  sakit,  tempat  ibadah,  bangunan  umum,  hingga bangunan industri.


d. Desain Interior

          Desain Interior adalah suatu cabang seni rupa yang berupaya untuk memecahkan kebutuhan akan ruang yang nyaman dan indah dalam sebuah hunian, seperti ruang hotel, rumah tinggal, bank, museum, restoran, kantor, pusat hiburan, rumah sakit, sekolah, bahkan ruang dapur dan kafe. Banyak yang berpandangan bahwa desain interior merupakan bagian dari arsitektur dan  menjadi  kesatuan  yang  utuh  dengan  desain  tata  ruang  secara keseluruhan. Namun, pandangan ini berubah ketika profesi desain interior berkembang   menjadi   ilmu   untuk   merancang   ruang   dalam   dengan pendekatan-pendekatan keprofesionalan.

          Dunia  desain  berkembang  sejalan  dengan  kemajuan  kebudayaan manusia. Masyarakat juga mengenal desain multimedia. Cabang desain ini berkembang  sejalan  dengan  tumbuhnya     teknologi  komputer  dan  dunia pertelevisian.


3.  Kriya

          Perkembangan  dalam  dunia  seni  rupa,  adalah  munculnya  kriya sebagai  bagian  tersendiri  yang  terpisah  dari  seni  rupa  murni.  Jika sebelumnya kita mengenal istilah   seni kriya sebagai bagian dari seni murni, kita mengenal istilah kriya atau ada pula yang menyebutnya kriya seni. Kriya merupakan  pengindonesiaan  dari  istilah  Inggris  Craft,  yaitu  kemahiran membuat produk yang   bernilai artistik dengan keterampilan tangan, produk yang dihasilkan umumnya eksklusif dan dibuat tunggal, baik atas pesanan ataupun  kegiatan  kreatif  individual.  Ciri  karya  kriya  adalah  produk  yang memiliki  nilai  keadiluhungan  baik  dalam   segi  estetik  maupun  guna. Sedangkan  karya  kriya  yang  kemudian  dibuat  misal  umumnya  dikenal sebagai barang kerajinan.

Jenis Seni Rupa menurut Wujud/Bentuk

a. Seni Rupa Dua Dimensi (Dwimatra)

Dimensi adalah ukuran yang meliputi panjang, lebar, dan tinggi atau volume. Seni rupa dua dimensi adalah cabang seni rupa yang mempunyai ukuran panjang dan lebar yang berupa bidang datar dan hanya dapat dinikmati dan dihayati dari depan. Contoh : seni lukis, seni ilustrasi, seni dekorasi, seni mosaik, seni reklame, seni foto, seni poster, seni gambar, seni grafis, dan lain-lain.

Leaflet

Lukisan

Sketsa

Motif Batik
Poster


Logo


b. Seni Rupa Tiga Dimensi (Trimatra)

Seni rupa tiga dimensi adalah suatu karya seni yang mempunyai ukuran panjang, lebar, dan tebal, ada tonjolan, lekukan, dan sebagainya. Contoh : patung, seni bangunan, seni interior, dan seni eksterior.

Gerabah

Monumen

Kendi

Kerajinan Koran


Monumen

Nisan

 




Sumber Bahan : Seni Budaya Jilid 2 (Sri Hermawati Dwi Arini. Dkk,BSE)

SENI TEATER (SEJARAH, PENGERTIAN DAN BENTUK)


Amphitheatre (www.googleimage.com)
Kata teater atau drama berasal dari   bahasa Yunani ”theatrom” yang berarti  seeing Place (Inggris).  Tontonan  drama  memang  menonjolkan  percakapan  (dialog) dan gerak-gerik para pemain (aktif) di panggung. Percakapan dan gerak-gerik itu  memperagakan  cerita  yang  tertulis  dalam  naskah.  Dengan  demikian, penonton  dapat  langsung  mengikuti  dan  menikmati  cerita  tanpa  harus membayangkan.

Teater sebagai tontotan sudah ada sejak zaman dahulu. Bukti tertulis pengungkapan  bahwa  teater  sudah  ada  sejak  abad  kelima  SM.  Hal  ini didasarkan temuan naskah teater kuno di Yunani. Penulisnya Aeschylus yang hidup antara tahun  525-456 SM.  Isi lakonnya berupa persembahan untuk memohon kepada dewa-dewa.

Lahirnya  adalah  bermula  dari  upacara  keagamaan  yang  dilakukan para  pemuka  agama,  lambat  laun  upacara  keagamaan  ini  berkembang, bukan hanya berupa nyanyian, puji-pujian, melainkan juga doa dan cerita yang  diucapkan  dengan  lantang,  selanjutnya  upacara  keagamaan  lebih menonjolkan penceritaan.

Sebenarnya   istilah   teater   merujuk   pada   gedung   pertunjukan, sedangkan   istilah   drama   merujuk   pada   pertunjukannya,   namun   kini kecenderungan  orang  untuk  menyebut  pertunjukan  drama  dengan  istilah teater.

1.  Mengapresiasikan Karya Seni Teater

Kegiatan   berteater   dalam   kehidupan   masyarakat   dan   budaya Indonesia  bukan  merupakan  sesuatu  yang  asing  bahkan  sudah  menjadi bagian  yang  tidak  terpisahkan,  kegiatan  teater  dapat  kita  lihat     dalam peristiwa-peristiwa  Ritual  keagamaan,  tingkat-tingkat  hidup,  siklus  hidup (kelahiran,   pertumbuhan   dan   kematian)   juga   hiburan.   Setiap   daerah mempunyai keunikan dan kekhasan dalam tata cara penyampaiannya. Untuk dapat mengapresiasi dengan baik mengenai seni teater terutama teater yang ada di Indonesia  sebelumnya kita harus memahami apa seni teater itu  ? bagaimana ciri khas teater yang berkembang di wilayah negara kita.

2.  Pengertian Teater

  arti luas teater adalah segala tontonon yang dipertunjukan didepan orang banyak, misalnya wayang golek, lenong, akrobat, debus, sulap, reog, band dan sebagainya.

  arti  sempit  adalah  kisah  hidup  dan  kehidupan  manusia  yang diceritakan  diatas  pentas,  disaksikan  oleh  orang  banyak,  dengan media :  percakapan,gerak  dan  laku dengan  atau  tanpa  dekor, didasarkan pada naskah tertulis denga diiringi musik, nyanyian dan tarian.

Teater  adalah  salah  satu  bentuk  kegiatan  manusia  yang  secara  sadar menggunakan tubuhnya sebagai unsur utama untuk menyatakan dirinya yang diwujudkan  dalam  suatu  karya  (seni  pertunjukan)  yang  ditunjang  dengan unsur  gerak,  suara,  bunyi  dan  rupa  yang  dijalin  dalam  cerita  pergulatan tentang kehidupan manusia.

Unsur-unsur teater menurut urutannya :

Tubuh manusia sebagai unsur utama (Pemeran/ pelaku/ pemain/actor)
Gerak  sebagai unsur  penunjang  (gerak  tubuh,gerak  suara,gerak  bunyi
   
dan gerak rupa)
Suara sebagai unsur penunjang (kata, dialog, ucapan pemeran)
Bunyi sebagai efek Penunjang (bunyi benda, efek dan musik)
Rupa sebagai unsur penunjang (cahaya, dekorasi, rias dan kostum)
Lakon sebagai unsur penjalin (cerita, non cerita, fiksi dan narasi)

Teater sebagai hasil karya (seni) merupakan satu kesatuan yang utuh antara manusia  sebagai  unsur  utamanya  dengan  unsur  -unsur  penunjang  dan penjalinnya. Dan dapat dikatakan bahwa teater merupakan perpaduan segala macam pernyataan seni.

3. Bentuk Teater Indonesia berdasarkan pendukungnya :

a.  Teater rakyat
      yaitu teater yang didukung oleh masyarakat kalangan pedesaan , bentuk teater ini punya karakter bebas tidak terikat oleh kaidah-kaidah pertunjukan yang   kaku, sifat nya spontan,improvisasi. Contoh : lenong, ludruk, ketoprak dll.

b.  Teater Keraton 
      yaitu Ttater yang lahir dan berkembang dilingkungan keraton dan kaum bangsawan. Pertunjukan dilaksanakan hanya untuk lingkungan   terbatas  dengan   tingkat   artistik   sangat   tinggi,cerita berkisar pada kehidupan kaum bangsawan yang dekat dengan dewadewa . Contoh : teater Wayang

c.  Teater  Urban  atau  kota
     Teater  ini  masih  membawa  idiom bentuk rakyat dan keraton . teater jenis ini   lahir dari kebutuhan yang timbul    dengan    tumbuhnya    kelompok-kelompok    baru    dalam masyarakat    dan  sebagai  produk  dari  kebutuhan  baru  ,  sebagai fenomena modern dalam seni pertunjukan di Indonesia.

d.  Teater kontemporer
      yaitu teater yang menampilkan peranan manusia bukan  sebagai  tipe  melainkan  sebagai  individu .  dalam  dirinya terkandung potensi yang besar untuk tumbuh dengan kreatifitas yang tanpa batas. Pendukung    teater ini masih sedikit yaitu orang-orang yang  menggeluti  teater  secara  serius  mengabdikan  hidupnya  pada teater  dengan  melakukan  pencarian,  eksperimen  berbagai  bentuk teater untuk mewujudkan teater Indonesia masa kini.

Sebagian besar daerah di Indonesia mempunyai kegiatan berteater yang tumbuh  dan  berkembang  secara  turun  menurun.  Kegiatan  ini  masih bertahan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang erat hubungannya dengan budaya agraris (bertani) yang tidak lepas dari unsur-unsur ritual kesuburan, siklus kehidupan maupun hiburan.   Misalnya : untuk memulai menanam padi harus diadakan upacara   khusus untuk meminta bantuan leluhur agar padi yang ditanam subur, berkah dan terjaga dari berbagai gangguan.  Juga  ketika  panen,  sebagai  ucapan  terima  kasih  maka dilaksanakan  upacara  panen.  Juga  peringatan  tingkat-tingkat  hidup seseorang  (kelahiran, khitanan, naik pangkat/ status dan kematian dll) selalu  ditandai  dengan  peristiwa-peristiwa  teater  dengan  penampilan berupa tarian,nyanyian maupun cerita,   dengan acara, tata cara yang unik dan menarik.

Teater  rakyat  adalah  teater  yang  hidup  dan  berkembang  dikalangan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan ritual dan hiburan rakyat.



Sumber : Sri Hermawati Arini,dkk (Seni Budaya Jilid 2, BSE)

PELAJARAN AKTING


ENAM PELAJARAN PERTAMA BAGI CALON AKTOR MENURUT BOLESLAVSKY


1. Pelajaran pertama   : Konsentrasi

          Pemusatan  pikiran  merupakan  latihan  yang  penting  dalam  akting, konsentrasi bertujuan aagar actor dapat mengubah diri menjadi orang lain , yaitu peran yang dibawakan . juga berarti aktor mengalami dunia yang lain dengan memusatkan segenap cita, rasa dan karsanya pada dunia lain itu. Jadi tidak boleh perhatiannya goyah pada dirinya sendiri dan pada penonton. Meskipun lakon berjalan, konsentrasi aktor tidak boleh mengendor, juga jika saat itu tidak kebagian dialog atau gerakan .kesiapan batin untuk mengikuti jalannya   cerita   sampai   berakhir,   memerlukan   konsentrasi. Latihan konsentrasi dapat dilakukan melalui fisik (seperti yoga), latihan intelek atau kebudayaan(misalnya menghayati musik, puisi,seni lukis) dan latihan sukma (melatihan kepekaan sukma menanggapi segala macam situasi).

2. Pelajaran kedua   : Ingatan Emosi.

          The  transfer  of  emotion  merupakan  cara  efektif  untuk  menghayati suasana  emosi  peran  secara  hidup  wajar  dan  nyata.  Jika  pelaku  harus bersedih , dengan suatu kadar kesedihan tertentu dan menghadirkan emosi yang serupa, maka kadar kesedihan itu takatannya tidak akan berlebihan, sehingga tidak terjadi over acting. Banyak peristiwa yang menggoncangkan emosi secara  keras dan  hanya  aktor yang  pernah mengalami goncangan serupa dapat menampilkan emosi serupa kepada penonton dengan takaran yang tidak berlebihan.

3. Pelajaran ketiga   : Laku Dramatik

          Tugas  utama  aktor  menghidupkan  atau  memperagakan  karakter tokoh  yang  diperankannya,  dan  menghidupkan  aspek  dramatisasi  melalui ekspresi   atau   mimik   wajah melalui   dialog,   dan   pemanfaatan   seting pendukung (misal membanting).

          Aktor harus selalu mengingat apa tema pokok dari lakon itu dan dari perannya, untuk menuju garis dan titik sasaran yang tepat dengan begitu ia dapat melatih berlaku dramatik

Artinya bertingkah laku dan berbicara bukan sebagai dirinya sendiri, tetapi sebagai pemeran, untuk itu memang diperlukan penghayatan terhadap tokoh itu secara mendalam sehingga dapat diadakan adaptasi

4. Pelajaran keempat : Pembangunan watak

          Setelah menyadari perannya dan titik sasaran untuk peranannya itu aktor harus membangun wataknya sehingga sesuai dengan tuntutan lakon. Pembangunan watak itu didahului dengan menelaah struktur fisik, kemudian mengidentifikasiannya dan menghidupkan watak itu seperti halnya wataknya sendiri. Dalam proses terakhir itu diri aktor telah luluh dalam watak peran yang dibawakannya, atau sebaliknya watak peran itu telah merasuk kedalam diri sang aktor.

5. Pelajaran Kelima   : Observasi

          Jika ingatan emosi,  laku dramatik dan pembangunan watak sulit dilakukan secara personal, maka perlu diadakan observasi untuk   tokoh yang sama dengan peran yang dibawakan. Untuk memerankan tokoh pengemis dengan baik , perlu mengadakan observasi terhadap pengemis dengan ciri fisik, psikis dan sosial yang sesuai .

6. Pelajaran Keenam   : Irama

          Semua  kesenian  membutuhkan  irama,  akting  seorang  aktor  juga harus diatur iramanya, agar titik sasaran dapat dicapai , agar alur dramatik dapat mencapai puncak dan penyelesaian. Irama juga memberikan variasi adegan,  sehingga  tidak membosankan. Irama  permainan  ditentukan  oleh konflik yang terjadi dalam setiap adegan.

7.   Suara dan Cakapan

          Suara dan cakapan adalah dua hal pokok yang harus digarap dengan nada  yang   sesuai,  karena  keduanya  sangat  menentukan  suksesnya pementasan.    Siswa perlu dilatih mengucapkan vocal a, I, u, e, o dengan mulut terbuka penuh.   Mungkin dalam percakapan sehari-hari ini tidak perlu; akan tetapi di pentas, hal-hal yang sehari-hari perlu diproyeksikan karena suara  diharapkan  dapat  sampai  pada  penonton  di  deretan  tempat  duduk paling belakang.

          Ada  kalanya  seorang  pemain  mampu  mengucapkan  kata  dengan jelas atau “las-lasan”, tetapi toh dialog yang diucapkannya tidak merangsang pengertian.  Jika ini terjadi, maka persoalannya pada apa yang lazim disebut phrasering technique atau teknik mengucapkan dialog.  Kalimat atau dialog yang panjangharus dipenggal-penggal  lebih dahulu, sesuai denga  satuansatuan pikiran yang dikandungnya.

          Satu  hal  lagi  yang  masih  berhubungan  dengan  latihan  vokal  ialah perlunya dipahami adanya nada ucapan.   Kata “gila” dapat berarti umpatan keras, pujian, kekaguman, jika diucapkan dengan nada yang berbeda-beda. Ini artinya nada ucapan tidak hanya berfungsi untuk menciptakan dinamika, tetapi juga menciptakan makna.

          Pada  saat  pemain  mengucapkan  dialog,  kata-kata  ternyata  tidak diucapkan datar, tetapi terkandung di dalamnya lagu kalimat.   Lagu kalimat itu menyarankan pertanyaan, perintah, kekaguman, kemarahan, kebencian, kegembiraan,   dan   sebagainya. Di   samping   itu,   lagu   kalimat   juga menyarankan  dialek  tertentu,  misalnya  dialek  Jawa  seperti  terdengar  dari lagu kalimat yang diucapkan pemeran dalam drama seri Losmen; dalam film Naga Bonar terdengar lagu kalimat yang menyarankan dialek Batak.

 Gaya Akting

Pemahaman  dan  penafsiran  tentang  prinsip  berteater,  dalam  proses aktualisasinya oleh para seniman penggarap atau sutradara, terbagi dalam dua pemahaman yang berbeda yaitu :

A.  Teatrikalisme  adalah  praktek  berteater  yang  bertolak  dari  anggapan bahwa teater adalah Teater. Suatu dunia dengan kaidah-kaidah tersendiri yang  berbeda  dgn  kaidah-kaidah  kehidupan,  teater  tidak  perlu  sama dengan  kehidupan  kehidupan  distilasi (digayakan)  dan  di  Distorsi (dirusak), prinsip seperti ini dapat kita lihat dalam teater-teater tradisional. Atau teater- teater kontemporer.

Melahirkan  gaya  akting  grand  style  (  akting  di  besar-besarkan  )  dan Komikal  yaitu  gaya  akting  dengan  mengekplorasi  kelenturan  tubuh sehingga menampilkan tubuh-tubuh dengan gestikulasi    yang unik dan
lucu

B. Realisme adalah eater harus merupakan ilusi    atau cermin kehidupan nyata (Realitas). Teater Ilusionis, kehidupan ditiru setepat mungkin agar ilusi tercapai.Pemahaman ini   berkembang   dalam teater   barat (konvensional).  Gaya  aktingnya  adalah  gaya  realis  yaitu  wajar  mirip dengan gaya kehidupan sehari-hari.



Sumber : Sri Hermawati Arini,dkk (Seni Budaya Jilid 2, BSE)

MATERI AJAR GAMBAR BENTUK

 Oleh : Ridwan (guru Seni Budaya SMKN 7 Jakarta) Menggambar bentuk merupakan  cara menggambar dengan meniru  obyek dengan mengutamakan  kemi...