1. RADEN SALEH (
Semarang 1807 – 1880 )
Salah satu Pelukis Maestro Legendaris Indonesia pada era
sebelum kemerdekaan, saat Indonesia masih dijajah Belanda. Raden Saleh merupakan salah satu Pelukis Maestro Indonesia yang diakui
sebagai Pelukis kelas Dunia. Karya-karya lukisanya merupakan saksi sejarah,
banyak menceritakan tentang situasi pada jaman perjuangan dan kehidupan
masyarakat khususnya Jawa. Salah satu karya lukisanya yang terkenal adalah “Penangkapan
Diponegoro”, Raden Saleh juga mendapat pengahargaan atas talenta karya seninya,
sehingga Beliau mendapat beasiswa dari pemerintah Belanda untuk Studi di Negara
Belanda dan Negara-negara Eropa lainya. Gaya aliran Lukisan saleh adalah gaya Naturalism, Realism dan Klasik.
Salah satu karya lukisan Raden Saleh berjudul "
Berburu" media lukisan cat minyak diatas canvas, dikoleksi oleh Museum
Mesdag, Belanda.
2. AFFANDI ( Cirebon 1907 – 1990 )
2. AFFANDI ( Cirebon 1907 – 1990 )
Affandi merupakan salah satu Pelukis yang paling produktif, dimana beliau telah menciptakan lebih dari 2 ribu lukisan selama hidupnya, karyanya telah tersebar diseluruh pelosok Dunia dan dikoleksi oleh para Kolektor kelas lokal dan Dunia.
Gaya aliran Lukisan Affandi adalah Abstrak yang masuk dalam bagian
aliran ekspresionism.
Salah satu
karya lukisan Affandi berjudul "Wajah - wajah putra Irian" , media
lukisan cat minyak diatas canvas, ukuran 98cm X 126cm, dibuat tahun 1974
3. BASUKI ABDULLAH ( Surakarta 1915 – 1993 )
Pelukis Maestro Legendaris Indonesia yang lahir di Surakarta,
bakat dan talenta melukisnya yang luar biasa terlihat dari setiap karya
Lukisanya, warna-warna yang terkombinasi matang, kehalusan goresan, kesempurnaan
anatomi obyek dan komposisi obyek.
Basuki Abdullah semasa karirnya sebagai seorang Pelukis Maestro,
pernah mengawali karirnya studi di Belanda, dan mengadakan perjalanan ke
Negara-negar Eropa untuk memperdalam pengetahuanya tentang Seni rupa, diantaranya
adalah Negara Prancis dan Italia, Negara asal dari para Pelukis Maestro kelas
Dunia ( Picasso, Leonardo da Vinci, Renoir, Monet, Paul Gaugin, Dll. ).
Salah satu prestasinya yang mengharumkan nama Bangsa Indonesia
di mata Dunia adalah kesuksesanya menjuarai lomba sayembara melukis pada waktu
penobatan Ratu Yuliana (Belanda ) pada 6 September 1948, Basuki Abdullah
menjadi juara dan berhasil menyingkirkan 87 Pelukis dari Eropa, beliau juga
pernah diangkat menjadi Pelukis tetap di Istana Merdeka, dan karya-karyanya
banyak menghiasi ruangan Istana Merdeka.
Semasa hidupnya
Basuki Abdullah banyak menerima penghargaan baik dari dalam dan luar Negeri
atas Dedikasinya dalam Dunia seni khususnya Lukisan, gaya aliran Lukisan
Basuki Abdullah adalah Realism dan Naturalism.
Salah satu lukisan Basuk Abdullah berjudul " Diponegoro
memimpin pertempuran " media lukisan cat minyak diatas canvas, ukuran
150cm X 120cm, dibuat tahun 1940
4. HENDRA GUNAWAN ( Bandung 1918 – 1983 )
Hendra Gunawan lahir di Bandung, Jawa Barat pada tahun 1918,
dan Wafat di Denpasar, Bali. 17 Juli 1983.
Hendra Gunawan adalah seorang pelukis, penyair, pematung dan
pejuang gerilya. Selama masa mudanya ia bergabung dengan tentara pelajar dan
merupakan anggota aktif dari Poetera (Pusat Tenaga Rakyat) dan organisasi yang
dipimpin oleh Sukarno dan lain-lain. Ia juga aktif dalam Persagi (Asosiasi
Pelukis Indonesia, sebuah organisasi yang didirikan oleh S. Soedjojono dan Agus
Djaya pada tahun 1938.
Hendra Gunawan memiliki komitmen dalam pandangan politiknya, mengabdikan hidupnya untuk memerangi kemiskinan, ketidak adilan dan kolonialisme. Dia dipenjara di Kebon Waru atas keterlibatannya di Institut Budaya Populer (Lekra), sebuah organisasi budaya yang berafiliasi dengan komunis sekarang sudah tidak berfungsi, Partai Indonesia (PKI). Penahanan Hendra Gunawan selama 13 Tahun dimulai pada tahun 1965 hingga tahun 1978. Selama di dalam penjara beliau tetap aktif berkarya membuat lukisan bertema tentang kehidupan masyarakat pedesaan pada jamanya, seperti: Panen Padi, berjualan buah, kehidupan nelayan, suasana panggung tari-tarian, dll. Hampir disemua Lukisanya berlatar belakang alam.
Dengan talenta sebagai seorang Pelukis senior dan memiliki karakter karya Lukisan yang khas, menjadikan namanya masuk dalam daftar Pelukis Maestro Legendaris ternama Indonesia.
Karakter Lukisan beliau sangat berani dengan ekspresi goresan cat tebal, dan ekspresi warna kontras apa adanya, karya Lukisanya banyak dikoleksi oleh para kolektor dalam negeri. Perjalanan Aliran Lukisan karya Hendra Gunawan pada awalnya adalah realism yang melukiskan tema-tema tentang perjuangan sebelum kemerdekaan, namun setelah era kemerdekaan, karya-karya lukisan ber metamorfosa kedalam aliran lukisan ekspresionism, tema-tema lukisanya tentang sisi-sisi kehidupan masyarakat pedesaan.
Hendra Gunawan memiliki komitmen dalam pandangan politiknya, mengabdikan hidupnya untuk memerangi kemiskinan, ketidak adilan dan kolonialisme. Dia dipenjara di Kebon Waru atas keterlibatannya di Institut Budaya Populer (Lekra), sebuah organisasi budaya yang berafiliasi dengan komunis sekarang sudah tidak berfungsi, Partai Indonesia (PKI). Penahanan Hendra Gunawan selama 13 Tahun dimulai pada tahun 1965 hingga tahun 1978. Selama di dalam penjara beliau tetap aktif berkarya membuat lukisan bertema tentang kehidupan masyarakat pedesaan pada jamanya, seperti: Panen Padi, berjualan buah, kehidupan nelayan, suasana panggung tari-tarian, dll. Hampir disemua Lukisanya berlatar belakang alam.
Dengan talenta sebagai seorang Pelukis senior dan memiliki karakter karya Lukisan yang khas, menjadikan namanya masuk dalam daftar Pelukis Maestro Legendaris ternama Indonesia.
Karakter Lukisan beliau sangat berani dengan ekspresi goresan cat tebal, dan ekspresi warna kontras apa adanya, karya Lukisanya banyak dikoleksi oleh para kolektor dalam negeri. Perjalanan Aliran Lukisan karya Hendra Gunawan pada awalnya adalah realism yang melukiskan tema-tema tentang perjuangan sebelum kemerdekaan, namun setelah era kemerdekaan, karya-karya lukisan ber metamorfosa kedalam aliran lukisan ekspresionism, tema-tema lukisanya tentang sisi-sisi kehidupan masyarakat pedesaan.
Salah satu lukisan karya Hendra Gunawan berjudul " Mencari
kutu rambut " media lukisan cat minyak diatas canvas, ukuran 84cm X 65cm,
dibuat tahun 1953.
5. S. SUDJOJONO (Kisaran, Sumatera Utara 1913 - 1985
S. Sudjojono lahir di Kisaran, Sumatera Utara 14 Desember 1913 , dan wafat
di Jakarta 25 Maret 1985. Soedjojono lahir dari keluarga transmigran asal
Pulau Jawa. Ayahnya, Sindudarmo, adalah mantri kesehatan di perkebunan karet
Kisaran, Sumatera Utara, beristrikan seorang buruh perkebunan. Ia lalu
dijadikan anak angkat oleh seorang guru HIS, Yudhokusumo. Oleh bapak angkat
inilah, Djon (nama panggilannya) diajak ke Jakarta (waktu itu masih bernama
Batavia) pada tahun 1925. Ia menamatkan HIS di Jakarta, lalu melanjutkan SMP di
Bandung, dan menyelesaikan SMA di Perguruan Taman Siswa di Yogyakarta. Di
Yogyakarta itulah ia sempat belajar montir sebelum belajar melukis kepada R.M.
Pringadie selama beberapa bulan. Sewaktu di Jakarta, ia belajar kepada pelukis
Jepang, Chioji Yazaki.
S. Sudjojono sempat menjadi guru di Taman Siswa seusai lulus dari Taman Guru di perguruan yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara itu. Ia ditugaskan oleh Ki Hajar Dewantara untuk membuka sekolah baru di Rogojampi, Banyuwangi, tahun 1931. Namun ia kemudian memutuskan untuk menjadi pelukis. Pada tahun 1937, ia ikut pameran bersama pelukis Eropa di Kunstkring Jakarya, Jakarta. Inilah awal namanya dikenal sebagai pelukis, Pada tahun itu juga ia menjadi pionir mendirikan Persatuan Ahli Gambar Indonesia (Persagi). Oleh karena itu, masa itu disebut sebagai tonggak awal seni lukis modern berciri Indonesia. Ia sempat menjabat sebagai sekretaris dan juru bicara Persagi. Selain sebagai pelukis, ia juga dikenal sebagai kritikus seni rupa pertama di Indonesia. Lukisanya memiliki karakter Goresan ekspresif dan sedikit bertekstur, goresan dan sapuan bagai dituang begitu saja ke kanvas.
Pada periode sebelum kemerdekaan, karya lukisan S.Sudjojono banyak bertema tentang semangat perjuangan rakyat Indonesia dalam mengusir penjajahan Belanda, namun setelah jaman kemerdekaan kemudian karya Lukisanya banyak bertema tentang pemandangan Alam, Bunga, aktifitas kehidupan masayarakat, dan cerita budaya.
S. Sudjojono sempat menjadi guru di Taman Siswa seusai lulus dari Taman Guru di perguruan yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara itu. Ia ditugaskan oleh Ki Hajar Dewantara untuk membuka sekolah baru di Rogojampi, Banyuwangi, tahun 1931. Namun ia kemudian memutuskan untuk menjadi pelukis. Pada tahun 1937, ia ikut pameran bersama pelukis Eropa di Kunstkring Jakarya, Jakarta. Inilah awal namanya dikenal sebagai pelukis, Pada tahun itu juga ia menjadi pionir mendirikan Persatuan Ahli Gambar Indonesia (Persagi). Oleh karena itu, masa itu disebut sebagai tonggak awal seni lukis modern berciri Indonesia. Ia sempat menjabat sebagai sekretaris dan juru bicara Persagi. Selain sebagai pelukis, ia juga dikenal sebagai kritikus seni rupa pertama di Indonesia. Lukisanya memiliki karakter Goresan ekspresif dan sedikit bertekstur, goresan dan sapuan bagai dituang begitu saja ke kanvas.
Pada periode sebelum kemerdekaan, karya lukisan S.Sudjojono banyak bertema tentang semangat perjuangan rakyat Indonesia dalam mengusir penjajahan Belanda, namun setelah jaman kemerdekaan kemudian karya Lukisanya banyak bertema tentang pemandangan Alam, Bunga, aktifitas kehidupan masayarakat, dan cerita budaya.
Salah satu lukisan karya S. Sudjojono berjudul " Seko
(perintis gerilya), media lukisan cat minyak diatas canvas, ukuran 173,5cm X
194cm
6. POPO ISKANDAR ( Garut, Jawa Barat 1929 – 2000 )
Sang Pelukis Maestro ini terkenal dengan ciri khas Lukisan
bertema kucing, dilukis dalam gaya ekspresionism bernuansa minimalis, cat tebal dan bertekstur.
Salah satu alasan Popo Iskandar gemar melukis kucing, seperti yang pernah
beliau ucapkan semasa hidup “ Tabiat kucing variatif, manja, binal dan buas,
tapi penurut. Karena itu saya menyukainya” katanya. Dia juga melukis tema-tema
binatang lainya seperti ayam dan harimau.
Lukisan Popo Iskandar banyak dikoleksi dan sekaligus dijadikan
sebagai icon dalam rumah bergaya modern dan minimalis, karya-karya Lukisanya
banyak mendapatkan apresiasi dari para pengamat seni, baik dalam dan luar
negeri.
Sumber : JAVADESINDO Art Gallery
Rumah online Lelang lukisan maestro
original
Tidak ada komentar:
Posting Komentar