Seorang pemeran teater perlu memahami panggung di mana
keseluruhan laku aksi lakon dilangsungkan. Semua kejadian atau peristiwa yang
terjadi di atas panggung terhubung langsung dengan penonton sehingga kejelasan
penampilan pemeran sangat dibutuhkan. Relasi atau hubungan antara para pemeran
dan penonton disebut sebagai pengalaman teatrikal yang menyeluruh. Artinya,
pemeran menyampaikan pesan cerita lakon melalui aksi teatrikalnya dan penonton
menyerap pesan tersebut dan mengubahya menjadi pemahaman artistik. Untuk
belajar memahami pengalaman teatrikal ini, pemeran harus benar-benar mengerti
kaidah pemanggungan teater, utamanya adalah area panggung di mana ia akan
berekspresi.
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mempelajari perbedaan area panggung. Secara umum, panggung teater diatur sedemikian rupa dengan satu sisi menghadap penonton dan sisi lain adalah dinding atau backdrop. Area yang paling dekat dengan penonton biasa disebut area panggung bawah atau depan dan area yang paling dekat dengan dinding disebut panggung atas atau belakang. Secara dinamik, area ini sangat berpengaruh bagi penonton dalam kaitannya dengan kenyamanan menyaksikan pertunjukan. Seorang pemeran teater atau aktor yang hebat tidak akan nampak hebat jika area permainannya selalu berada di panggung belakang. Ia akan kehilangan fokus perhatian penonton. Penempatan pemeran dalam area yang tepat ketika melakukan aksi akan menghasilkan perspektif yang baik bagi penonton. Pada akhirnya, penempatan area panggung ini dapat mendukung jalannya cerita atau pesan moral yang hendak disampaikan.
Secara umum, area panggung dibagi ke dalam 9 (sembilan)
area yang meliputi area depan kanan, depan tengah, depan kiri, tengah kanan,
tengah, tengah kiri, belakang kanan, belakang tengah, dan belakang kiri. Arah
kanan dan kiri dalam hal ini adalah kanan dan kiri pemeran ketika menghadap
penonton. Perhatikan gambar pembagian area panggung di bawah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar