Galeri Nasional Jakarta (Dok.Koleksi Pribadi) |
Sambil menunggu realisasi Wisma Seni Nasional, Prof. Dr. Fuad
Hasan ( waktu menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ) memprakarsai
renovasi gedung utama tersebut menjadi Gedung Pameran Seni Rupa Depdikbud,
sebagai sarana aktivitas dan apresiasi seni rupa yang diresmikan pada tahun
1987.
Melalui prakarsa Ibu Prof. Edi Sedyawati ( waktu itu sebagai
Direktur Jendral Kebudayaan ) diperjuangkan secara intensif pendirian Galeri
Nasional Indonesia tahun 1995. Akhirnya pada tahun 1998 telah di setujui
melalui surat persetujuan Menko Pegawasan Pembangunan dan Pendayagunaan
Aparatur Negara No. 34 / MK.WASPAN / 1998. Selanjutnya ditetapkan
melalui Kepmendikbud No.099a/0/1988 dan diresmikan operasionalnya pada tanggal
8 Mei 1999 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Bpk. Yuwono Sudharsono.
Struktur awal organisasi GNI ( Kepmendikbud No. No.099a/0/1988 )
mengalami beberapa kali perubahan , terakhir ketika GNI berada dibawah
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, maka SK GNI dirubah menjadi Kepmendikbud
Nomor PM.41/OOT.001/MKP-2006.
Organisasi tata kerja Galeri Nasional Indonesiasaat ini
berdasarkan Permendibud Nomor 72 Tahun 2012 merupakan unit pelaksanan teknis
dilingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Kebudayaan.
Koleksi Galeri Nasional
Indonesia
Salah satu koleksi Galnas (Dok.pribadi) |
Aktifitas Galeri Nasional
Indonesia
Ruang lingkup kegiatan Galeri Nasional yaitu,melaksanakan
pameran (permanen, temporer, keliling), melaksanakan preservasi (konservasi,
restorasi), akuisisi dan dokumentasi , seminar, diskusi, workshop, performance
art, pemutaran film / video ( screening) , festival, lomba, dan lain-lain yang
berkenan dengan peningkatan pemahaman, keterampilan dan apresiasi seni
rupa. Galeri Nasional Indonesia juga memberikan pelayanan riset koleksi
dan pemanduan ( guilding ) untuk pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum.
Sejarah Gedung
Gedung yang terletak di Konengsplein Cost no. 4
ini, yang sekarang disebut dengan jalanMedan Merdeka Timur No.14 Jakarta Pusat.
Pada tahun 1817, G.C van Rijk membangun sebuah Indische Woonhuis di atas
kavling ini dengan material yang diambil bekas Kasteel Batavia. Pada
tahun 1900 gedung ini merupakan bagian dari Gedung Pendidikan yang didirikan
oleh Yayasan Kristen Carpentier Alting Stitching ( CAS ) yang bernaung di
bawah Ordo Van Vrijmetselaren atas prakarsa pendeta Ds. Albertus Samuel
Carpentier Alting ( 1837-1935). Gedung yang berarsitektur kolonial
Belanda ini dipergunakan untuk Asrama Khusus bagi wanita, sebagai usaha pendidikan
yang pertama di Hindia Belanda.
Pada tahun 1955, pemerintahan Republik Indonesia melarang
kegiatan pemerintah dan masyarakat Belanda. Bangunan dan pengelolaan
usaha pendidikan tersebut kemudian dialihkan kepada Yayasan Raden Saleh yang
masih penerus CAS dan tetap dibawah gerakan Vijmetselaren Lorge.
Berdasarkan keputusan yang dikeluarkan penguasaan tertinggi No.5 tahun 1962
yang ditanda tangani oleh Presiden Soekarno, gerakan Vijmetselaren Lorge
dilarang dan Yayasan Raden Saleh dibubarkan. Sekolah-sekolah beserta
segala peralatannya diambil alih oleh pemerintahan Republik Indonesia dan
diserahkan kepada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus