Pengamatan karya seni rupa oleh siswi SMK Paramitha (Dok.pribadi) |
Berdasarkan beberapa
uraian tentang pendekatan dalam kritik seni, dapat dirumuskan tahapan-tahapan
kritik secara umum sebagai berikut:
1. Deskripsi
2. Analisis formal
Analisis formal adalah tahapan dalam kritik karya
seni untuk menelusuri sebuah karya seni berdasarkan struktur formal atau
unsur-unsur pembentuknya. Pada tahap ini seorang kritikus harus memahami
unsur-unsur seni rupa dan prinsip-prinsip penataan atau penempatannya dalam
sebuah karya seni.
3. Interpretasi
Interpretasi yaitu tahapan penafsiran makna sebuah
karya seni meliputi tema yang digarap, simbol yang dihadirkan dan
masalah-masalah yang dikedepankan. Penafsiran ini sangat terbuka sifatnya,
dipengaruhi sudut pandang dan wawasan pekritiknya. Semakin luas wawasan seorang
pekritik biasanya semakin kaya interpretasi karya yang dikritisinya.
4. Evaluasi atau penilaian
Apabila tahap 1 sampai 3 ini merupakan tahapan yang
juga umum digunakan dalam apresiasi karya seni, maka tahap ke 4 atau tahap
evaluasi merupakan tahapan yang menjadi ciri dari kritik karya seni. Evaluasi
atau penilaian adalah tahapan dalam kritik untuk menentukan kualitas suatu
karya seni bila dibandingkan dengan karya lain yang sejenis. Perbandingan
dilakukan terhadap berbagai aspek yang terkait dengan karya tersebut baik aspek
formal maupun aspek konteks. Mengevalusi atau menilai secara kritis dapat
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a.
Mengkaitkan sebanyak-banyaknya karya
yang dinilai dengan karya yang sejenis
b.
Menetapkan
tujuan atau fungsi karya yang ditelaah
c. Menetapkan sejauh mana karya yang
ditetapkan “menyimpang” dari yang telah ada sebelumnya.
d. Menelaah
karya yang dimaksud dari segi kebutuhan khusus dan segi pandang tertentu yang
melatarbelakanginya.
Pada dasarnya kritik
sudah sejak lama dilakukan oleh kita sebagai manusia. Dalam keseharian, kita
secara sengaja atau tidak sengaja sering melontarkan kata, kalimat atau bahasa
yang bersifat memberikan tanggapan, komentar, penilaian terhadap suatu karya apapun.
Mengapa demikian? Hal ini sangat wajar, sebab manusia
memiliki 4 (empat) kemampuan sebagai kapasitas mental, yaitu :
a.
Kemampuan
absortif - kemampuan mengamati
b.
Kemampuan
retentif - kemampuan mengingat dan mereproduksi
c.
Kemampuan reasoning - kemampuan
menganalisis dan memper-timbangkan
d. Kemampuan creative - kemampuan
berimajinasi, menafsirkan, dan menge-mukakan gagasan.
Dengan kemampuan reasoning
dan creative, kita selalu tergugah untuk melakukan kritik walaupun bukan
atas dasar permintaan atau kesengajaan. Kebiasaan melontarkan kritik kepada
karya orang lain merupakan dorongan kritis yang didasari oleh unsur karsa,
cipta dan rasa dalam diri seseorang sebagai manusia.
D. Fungsi Kritik
Kritik seni memiliki fungsi yang sangat strategis
dalam dunia kesenirupaan dan pendidikan seni rupa. Fungsi kritik seni yang
pertama dan utama ialah menjembatani persepsi dan apresiasi artistik dan
estetik karya seni rupa, antara pencipta (seniman, artis), karya, dan penikmat
seni. Komunikasi antara karya yang disajikan kepada penikmat (publik) seni
membuahkan interaksi timbal-balik dan interpenetrasi keduanya. Fungsi lain ialah
menjadi dua mata panah yang saling dibutuhkan, baik oleh seniman maupun
penikmat. Seniman membutuhkan mata panah tajam untuk mendeteksi kelemahan,
mengupas kedalaman, serta membangun kekurangan. Seniman memerlukan umpan-balik guna merefleksi komunikasi-ekspresifnya,
sehingga nilai dan apresiasi tergambar dalam realita harapan idealismenya.
Publik seni (masyarakat penikmat) dalam proses apresiasinya terhadap karya seni
membutuhkan tali penghubung guna memberikan bantuan pemahaman terhadap realita
artistik dan estetik dalam karya seni. Proses apresiasi menjadi semakin
terjalin lekat, manakala kritik memberikan media komunikasi persepsi yang
memadai. Kritik dengan gaya bahasa lisan maupun tulisan yang berupaya mengupas,
menganalisis serta menciptakan sudut interpretasi karya seni, diharapkan
memudahkan bagi seniman dan penikmat untuk berkomunikasi melalui karya seni.
Sumber : Buku Seni Budaya kelas X Kurikulum 2013. Kemdiknas
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus